FmD4FRX3FmXvDZXvGZT3FRFgNBP1w326w3z1NBMhNV5=

Top Ads

items

Kejujuran Adalah Selling Point Madrasah (MAN Demak)



MEA atau Masyarakat Ekonomi Asean yang akan diberlakukan pada tahun 2015 tentu akan berpengaruh pada persaingan tenaga kerja. Bagaimana dunia pendidikan Islam (madrasah) mempersiapkan diri dalam menyongsong MEA? Hal itu menjadi salah satu konsen dalam pembahasan Rakor Kepala Bidang Madrasah Pusat dan Daerah yang diselenggarakan di Grand Inna Kuta Bali, 27-29 Obtober 2014.
Direktur Pendidikan Madrasah,  M. Nur Kholis Setiawan, mengakui bahwa jika dihadapkan pada wacana MEA, dunia madrasah masih harus terus ditingkatkan  standar pelayanan minimalnya sebagai sebuah lembaga pendidikan, terutama madrasah-madrasah swasta. Namun,  M. Nur Kholis Setiawan melihat bahwa madrasah mempunyai kapital tersendiri yang jauh lebih penting dari sekadar nilai-nilai yang bersifat fisik atau intelektual-meteriil.
“Saya percaya dan yakin terhadap dimensi non-fisik di lingkungan madrasah, yakni dimensi spiritual dalam arti religiusitas,” katanya mengawali sambutan pada acara Rapat Koordinasi Bidang Madrasah, Senin (27/10).
Mengutip hasil riset The Analitical and Capital Development Partnership (ACDP), M. Nur Kholis mengatakan bahwa faktor determinan terserapnya tenaga kerja di berbagai sektor di sejumlah wilayah di Indonesia adalah honesty (kejujuran), bukan  kualifikasi pendidikan ataupun nilai ijazah.
M. Nur Kholis mengatakan, “komunitas apapun, struktur sosiologis masyarakat manapun, berbasis agama apapun,  pasti mereka akan menghargai watak atau sifat jujur. Dan madrasah memiliki dimensi religiusitas yang mengedepankan unsur etika, moralitas, akhlak yang bermuara pada kejujuran. Inilah selling point madrasah dalam menyongsong MEA. Tinggal kemudian sekarang bagaimana madrasah memoles peserta didiknya dengan skill-skill tertentu,” tegasnya.

0/Post a Comment/Comments

Ads

73745675015091643

Ads Tengah

Ads