Batam (Pendis) - "20% dari sistem pendidikan
di Indonesia adalah pendidikan Islam, oleh karena itu peran pendidikan
Islam dalam memajukan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi bagian
substantif dan elementer", ungkap Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam,
Kamaruddin Amin.
"untuk melaksanakan peran tersebut diperlukan
pendanaan sebagai biaya operasional dan pengabdian kepada masyarakat
sehingga mampu mencapai apa yang dituju. Pembiayaan ini di dalam
pengelolaannya harus menerapkan prinsip transparasi dan akuntabilitas
publik," ujar Kamaruddin Amin dalam acara Workshop Penatausahaan
Perbendaharaan Tingkat Kanwil, PTAIN dan Kankemenag di Batam (23/5/2014).
Kamaruddin juga menjelaskan tentang tantangan dalam
menjalankan program pendidikan Islam yang harus dihadapi mulai dari
pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi Islam, "untuk perguruan
tinggi, pertama; ada permasalahan relevansi antara kebutuhan pasar
dengan output perguruan tinggi di Indonesia sehingga alumni perguruan
tinggi tidak mendapatkan pekerjaan yang layak dan kegamangan dalam
berwirausaha, untuk itu diperlukan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan pasar, "Jelas Kamaruddin.
Kedua; lanjut Kamaruddin kompetitif ness
yaitu para alumni perguruan tinggi kalah dalam persaingan dibanding
dengan alumni dari negara lain baik dari sisi akademik, penelitian dan
industri hal ini menjadi ironis dengan banyaknya jumlah penduduk di
Indonesia dan yang ketiga; adalah akses belajar hanya 27% dari anak
yang berumur 19-23 tahun, bandingkan dengan Thailand dan Malaysia yang
mencapai 44% dan 40%, "Di Indonesia hanya mempunyai 1.790 Doktor
padahal untuk menjadi World Class University dosen harus bertitel
Doktor, untuk itu Ditjen Pendidikan Islam pada tahun 2015 akan
menawarkan program beasiswa 1.000 Doktor, "kata Kamaruddin.
Untuk pendidikan Madrasah, di tingkat Madrasah Aliyah
Kamaruddin menyatakan baru 78% yang mengenyam pendidikan, sisanya tidak
bisa karena miskin, solusinya adalah meningkatkan angka partisipasi
kasar, ditargetkan pada tahun 2020 mencapai 98% yang diimbangi dengan
pembangunan infrastruktur dan peningkatan mutu guru, sedangkan untuk
Pendidikan Dasar sudah sangat bagus bahkan terbaik di Asia Tenggara
hanya tinggal 5% yang belum tersentuh dengan pendidikan dasar, prestasi
tersebut mendapatkan penghargaan dari UNESCO dan dibandingkan dengan China Indonesia lebih baik.
Pelatihan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan
teknis, "adalah sebuah keharusan untuk siapapun, kalau diberikan posisi
apapun yang pertama dilakukan adalah membaca tentang aturan-aturan yang
terkait dengan jabatan dengan segala konsekuensinya, "ucap Kamaruddin.
diakhir pembicaraannya Kamaruddin berpesan kepada para peserta bahwa
disamping mempunyai kemampuan hendaknya selalu berkomitmen dan
berintegritas dalam menjalankan amanah, "Insya Allah tidak ada masalah
dan berhasil karena orang sukses pasti mempunyai komitmen dan integritas
yang bagus, "tutup Kamaruddin.
(acm/ra)
Post a Comment